BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Membran
plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari
sekelilingnya yang mati.lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira
hanya 8nm- dibutuhkan lebih dari 8000 membra plasma untuk menyamai tebal kertas
halaman ini-membran plasma mengontrol lalu lintas kedalam dan keluar sel yang
dikelilinginya. Seperti semua
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat penulis temukan beberapa permasalahan yang
perlu kiranya penulis bahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa definisi dari membran sel?
2.
Bagai mana mekanisme transfor pada membran?
3.
Apa saja jenis dari transfor pasif, dan bagai
manaprosesnya?
4.
Apa saja jenis dari transfor aktif, dan bagai
manaprosesnya?
5.
Apa saja jenis dari transfor vaskuler, dan bagaimana
prosesnya?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi dari membran sel.
2.
Untuk mengetahui bagai mana mekanisme transfor pada
membran.
3.
Untuk mengetahui apa saja jenis dari transfor pasif,
dan bagai manaprosesnya.
4.
Untuk mengetahui apa saja jenis dari transfor aktif,
dan bagai manaprosesnya.
5.
Untuk mengetahui apa saja jenis dari transfor
vaskuler, dan bagaimana prosesnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Membran Sel
Perkembangan pembentukan membran plasma
merupakan tahap penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal.
Tanpa membran plasma, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya.
Semua membran organisme hidup, termasuk membran plasma dan membran internal sel
ekaryotik, memiliki susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan molekul
lipid dan protein yang terikat secara non kovalen.
Membran sel
merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid
bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat
melalui membran sel.
Struktur membran sel
yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun
1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk
fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang
lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus
lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis
dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam
berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel antara
lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi
dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik
(CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu,
molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan
substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam
sel.
Banyaknya molekul
yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu
lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor
aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Pada sel eukariota,
membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa
yaitu lipid
dan protein,
umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil etanolamina
dan kolesterol,[1]
yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-sela molekul
fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan oleh sel.
Nilai permeabilitas air pada membran ganda
dari berbagai komposisi lipid berkisar antara 2 hingga 1.000 × 10−5
cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma pada sel epitelial ginjal,
beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi
oleh protein membran dari jenis akuaporin. Akuaporin-2
memungkinkan adanya transporter air yang peka
terhadap vasopresin,
sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan ependimal.
Pada tahun 1972, Seymour
Jonathan Singer dan Garth Nicholson
mengemukakan model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika
untuk menjelaskan struktur membran sel.
Pada model ini, protein
penyusun membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul
globular heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus
ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior
membran yang disebut matriks fosfolipid dan
bersifat hidrofobik.
Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks
fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida
yang diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan
molekul globular tersebut sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi
lipoprotein atau protein integral di dalam
larutan membran ganda fosfolipid.
Umumnya, membran sel memiliki bagian
kepala polar hidrofilik dengan daya ikat gliserofosforilester yang
terdiri dari gliserol,
fosfat,
dan gugus tambahan seperti kolina, serina, dll;
dengan dua rantai hidrofobik asam lemak
yang membentuk ikatan ester.
Pada rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder
ditempati oleh asam lemak tak jenuh.[4]
Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fase
akuatik, sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid
yang disebut fase internal. Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial
antara 220-280 mV
yang disebut tegangan
potensial dipol,[5][6]
atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala
fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimilikinya, antara lain
terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan
masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk pada membran sel
adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina,
fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol.
Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan
dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.
Protein ini
terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus
lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan
glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi.
B.
Mekanisme Transport Pada Membran
Setiap sel yang
hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-sisa
metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma,
sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu. pengaturan keluar
masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh
permeabilitas membran.
Bagian dalam lapisan
lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus oleh
molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor
materi-materi yang rarut dilam air dan bermuatan diperankan oleh protein
integral membran. Transpor molekul – molekul kecil.
Salah satu fungsi
dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2,
O2), dan molekul polar yang sangat kecil
(air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme
khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar
membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran
digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul
yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk
molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat
perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor
aktif, yang dikenal sebagai gradien ion.[7]
Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan
listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma
sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.
Segala aktivitas terjadi dalam sel, sehingga fungsi
jaringan pun dapat dilakukan dengan baik. Tentunya di sini ada hubungan antara
sel satu dengan yang lain, terutama dalam hal transpor zat-zat untuk proses
metabolisme tumbuhan. Zat-zat tersebut keluar masuk sel dengan melewati membran
sel.
1.
Transport
Molekul-Molekul Kecil
Transpor pasif
merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor
pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi
merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang
meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan
berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang
berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air
dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Pengangkutan
molekul-molekul kecil melalui membran dilakukan secara pasif (transpor pasif)
maupun secara aktif (transpor aktif). Kedua macam transpor ini dilakukan secara
terpadu untuk mempertahankan kondisi intraseluler agar tetap konstan.
a)
Transport Pasif
Dapat berlangsung
karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi membran. Pada
transpor pasif tidak memerlukan energi metabolik. Transpor pasif dibedakan
menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau
difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.
1)
Mekanisme difusi
Difusi merupakan
proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed),
dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane
berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui
membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid
bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul
larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan
organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel
terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat
melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya
molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.
2)
Mekanisme difusi difasilitasi
Difusi difasiltasi
(facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang
melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter
tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau
molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki
protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa
diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam
sel.
Protein transporter
untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak
dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk
diubah menjadi energy.
Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh
kita selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika
menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui
proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman
sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada masing-masing
zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
Difusi pada membran sel (selaput plasma) dapat
terlihat pada Gambar berikut :
3)
Mekanisme Osmosis
Osmosis adalah
proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya
rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.
Jika di dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang
terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka
air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju
larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam
sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika
larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah
daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi
jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu
tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan
isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan
hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami
peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel
tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis,
sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei
hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan
hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami
plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew'an/sel
darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
b)
Transport aktif
Definisi transport
aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah
proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah
menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan,
memerlukan asupan energi
dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi menjalankan
proses perpindahan substansi.
Transpor aktif
merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein.
Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan
antibiotik
yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled
carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam
transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu
simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan
kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan
arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+
ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme
ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina
yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan
mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3.
Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi
genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll,
beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi
dan modulasi aktivitasnya.
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi
dalam bentuk ATP.
Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke
larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan
di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi
proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+.
Contoh lain terjadi pada darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan
ion kalium (K) dan natrium (Na) yang terjadi antara sel darah merah dan cairan
ekstrasel (plasma darah).
Kadar ion kalium pada sitoplasma sel darah merah tiga
puluh kali lebih besar daripada cairan plasma darah. Tetapi kadar ion natrium
plasma darah sebelas kali lebih besar daripada di dalam sel darah merah.Adanya
pengangkutan ion bertujuan agar dapat tercapai keseimbangan kadar ion di dalam
sel
Terdapat tiga
protein transporter yang terlibat dalam transport aktif :
·
Uniport, yaitu pergerakan ion
tunggal dalam satu arah, misalnya protein pengikat kalsium terdapat dalam
membrane plasma dan RE pada sel-sel yang aktif mentransport ion Ca2+ dari
daerah konsentrasi tinggi baik dari dalam maupun luar RE
·
Symport, yaitu pergerakan dua
jenis ion dalam arah yang sama. Misalnya, pengambilan asam amino dari usus
halus ke sel-sel yang membatasinya memerlukan pengikatan ion Na+ dan asam amino
secara bersamaan ke protein transporter yang sama.
·
Antiports, yaitu pergerakan dua ion pada arah yang berlawanan. Satu ke luar dan yang lain ke dalam sel. Misalnya, banyak sel yang memiliki pompa
Na-K yang menggerakkan Na+ ke luar sel dan K+ ke dalam sel.
Symport dan antiport dikenal sebagai transporter
berpasangan, karena kedua tipe ini menggerakkan ion pada saat yang bersamaan.
Gambar Transfor aktif:
Proses transpor aktif ada
dua jenis yaitu:
a. Transport Aktif primer : pompa Na-K.
Transport aktif primer memerlukan
partisipasi langsung molekul ATP yang kaya energi. Pada transport aktif
primer energi digunakan untuk memindahkan ion melawan gradient konsentrasi.
Untuk setiap molekul ATP yang digunakan, dua ion K+ dipompa ke dalam sel dan tiga ion Na+ dipompa
ke luar sel.
Prosesnya yaitu:
Awalnya 2 ion K+ berada di luar sel dan
3 ion Na+ berada di dalam sel,
b. Transport aktif sekunder
Transfor aktif sekunder tidak menggunakan ATP secara langsung, energi disediakan oleh
gradien konsentrasi ion yang dihasilkan dari transport aktif primer. Pada
transport aktif sekunder, konsentrasi Na+ yang dimantapkan oleh transport aktif
primer menggerakkan transport aktif sekunder dari glukosa.
Perpindahan glukosa melintasi membran
melawan gradient konsentrasi dibantu oleh protein simport untuk pergerakan ion
Na+ ke dalam sel.
2.
Transport Molekul-molekul
Besar (Transport Vesikuler)
Molekul-molekul besar seperti protein, polinukleotida, dan
polisakarida tidak akan dapat menembus membran dengan cara-cara seperti pada
pengangkutan molekul-molekul kecil. Akan tetapi, sel memiliki kemampuan untuk
memasukkan dan mengeluarkan makromolekul. Bahkan beberapa jenis sel mampu
menelan partikel.
Pemasukan makromolekul ke dalam sel melibatkan pembentukan
vakuola atau vesikel endositik dengan cara endositosis. Ukuran vakuola yang terbentuk tergantung pada materi yang dimasukkan. Berdasarkan ukuran vakuolanya, endositosis dibedakan atas pinositosis dan fagositosis.
vakuola atau vesikel endositik dengan cara endositosis. Ukuran vakuola yang terbentuk tergantung pada materi yang dimasukkan. Berdasarkan ukuran vakuolanya, endositosis dibedakan atas pinositosis dan fagositosis.
Pada pinositosis, materi yang masuk berupa larutan dan vakuola
endositik yang terbentuk berukuran kecil, yaitu kurang dari 150 nm. Vakuola
yang terbentuk pada pinositosis dinamakan pinosom. Pada fagositosis, materi
yang dimasukkan ke dalam sel berupa partikel dan vakuola yang terbentuk
berukuran kurang dari 250 nm. Vakuola yang terbentuk pada fagositosis dinamakan
fagosom.
Semua sel hewan mampu melakukan pinositosis, tetapi hanya sel-sel
tertentu yang mampu melakukan fagositosis. Contoh sel pada mamalia yang mampu
melakukan fagositosis adalah makrofag dan neutrofil. Untuk melakukan
endositosis diperlukan energi. Oleh karena itu, baik pinositosis maupun
fagositosis merupakan mekanisme aktif.
Pengeluaran makromolekul dari dalam sel dilakukan dengan cara
eksositosis. Proses eksositosis merupakan kebalikan dari endositosis. Vakuola
yang berisi makromolekul yang akan dikeluarkan, berfusi dengan membran plasma,
selanjutnya isi vakuola akan dikeluarkan dari sel. Pengeluaran sekret oleh
vesikel sekretori yang dihasilkan oleh Aparatus Golgi tergolong sebagai
peristiwa eksositosis.
Pada transport Vesikuler terbagi menjadi:
a)
Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong
membran sel. Endositosis terjadi karena ada transfer larutan atau partikel ke
dalam sel. Peristiwa endositosis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)
Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur
dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila
konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan
konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat diamati dengan mikroskop elektron.
Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih,
epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah
sebagai berikut.
Keterangan
gambar:
1.
Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2.
Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini
terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu
pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3.
Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4.
Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5.
Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik.
6.
Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk
gelembunggelembung kantong.
7.
Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk
melakukan fragmentasi.
8.
Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.
2)
Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada
pinositosis tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar.
Fagositosis dapat diamati dengan mikroskop misalnya yang terjadi pada Amoeba.
Keterangan gambar :
1.
Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2.
Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin
mendekati Paramaecium.
3.
Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan
memasukkannya ke dalam vakuola makanan.
4.
Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola
makanan untuk mengeluarkan enzim pencernaan.
b)
Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar
sel. Proses ini dapat Anda lihat pada proses kimia yang terjadi dalam tubuh
kita, misalnya proses pengeluaran hormon tertentu. Semua proses sekresi dalam
tubuh merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan
berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke
arah permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Gambar
pagositosis dan eksositosis:
Koq tidak muncul gambarnya?
BalasHapusHarrah's Ak-Chin Casino Hotel - JetBlue Global
BalasHapusHarrah's Ak-Chin is one of the biggest 세종특별자치 출장샵 hotels 원주 출장샵 in 포천 출장마사지 the world, The newly opened 경산 출장샵 Harrah's Ak-Chin Casino Hotel 춘천 출장샵 is located in